Langsung ke konten utama

Day 1 writing challenge - "This Is Me"

 


Hai, gimana kabarnya? sehat-sehat selalu semuanya ya 😊

Ini adalah hari pertama aku mencoba untuk berpartisipasi di #30dayswritingchallenge. Kalau biasanya sebulan sekali ngisi blog sekarang memaksa diri untuk sehari sekali dalam sebulan. Tema pertama yang muncul adalah Describe Your Personality.

Menarik nih ya mengikuti pepatah tak kenal maka tak sayang. Tapi aku sebenarnya lebih tertarik untuk bahas self-love sih ketimbang jelasin aku nih orangnya kayak apa haha. Eh jangan salah ya untuk self-love juga dimulai dari tahu personality diri sendiri dulu. Sekarang ini lagi hype banget sih orang ngomongin self-love untuk ngejauhin kita dari insecure dan anxiety berlebih terhadap apa yang kita punya dan kita anggap sebagai kekurangan.

Jujur aku termasuk orang yang gampang banget minder. Di salah satu tulisan aku yang lama, aku pernah cerita gimana aku struggling di masa sekolah dasar karena aku minder dengan namaku yang mirip cowok dan suka di ledekin. Gimana aku gak sukanya sama gigiku yang berantakan banyak gingsul dan kulitku yang hitam. Wah kalau mengenang masa itu kadang aku suka kasihan sama diri aku sendiri. 

Segala macam rasa insecure karena diriku itu berlangsung cukup lama. Beriringan dengan tumbuh kembang dan perubahan tubuhku. Jadi terasa mati satu tumbuh lagi insecure yang lain. Tapi semua itu adalah proses indahku, beneran kerasa nikmatnya sekarang. Aku gak bisa bilang udah 100% punya self-love banget sih, ya terkadang masih ada getaran gak pedenya juga cuma kerasa lebih fine sama apa yang ada di aku dan menikmatinya.

Aku benar-benar berusaha untuk menghindari semua hal yang aku takutkan. Mulai dari cari sekolah yang jauh pas smp supaya gak ketemu temen-temen sd itu lagi. menyibukkan diri dengan kegiatan disekolah supaya bisa deket sama kakak tingkat dan guru. Buat apa? untuk narik energi positif supaya aku gak terlalu fokus sama apa yang aku takutin. Semua itu cukup membantu, meskipun tetap ada momen aku insecure lagi. Kondisi mulai lebih membaik dan cukup nyaman saat SMA. Mungkin karena memang lingkungannya sangat mendukung. Aku berada di asrama yang isinya beraneka ragam anak dari latar belakang suku, keluarga dan daerah asal yang jauh lebih heterogen dibanding masa sd atau smp yang temannya masih selingkungan atau paling jauh ya beda kecamatan.

Di sma aku gak banyak merasa tertekan dengan kekurangan yang aku miliki secara fisik.  Lingkungan yang beragam karakter tanpa aku sadari buat aku jadi merasa gak sendiri dan tahu kalau setiap orang itu ternyata beda. Beruntung juga karena disibukan dengan banyak kegiatan yang 24 jam selalu menguras otak dan energi. Sungguh punyak banyak kegiatan itu ternyata membantu otak lebih bisa fokus sama hal yang positif aja. Sampai pada akhirnya aku masuk dunia kuliah. Gejolak insecure kembali muncul dan semakin berat. Dunia perkuliahan jauh lebih heterogen.

Semester awal aku masih fine. Berusaha untuk tidak terlalu perduli dan tetap mencoba untuk mencari kesibukan. Tapi di perkuliahan ini gak sekejam masa sekolah dasarku. Jujur aku gak pernah merasa dihina secara fisik sama teman-teman kuliahku bahkan jarang yang ngatain sampai ke fisik. Aku bersyukur. Entah karena memang pola pikir atau aku yang sudah mulai tidak perduli jadi tidak peka saat ada yang ledekin. Usia kuliah ini jugalah akhirnya memebuat aku mulai berusaha untuk perhatian sama diri aku sendiri lebih. Apa yang dulu membuat aku insecure dan ingin aku hilangkan namun belum tercapai aku mulai wujudin di masa kuliah ini.

Pertama adalah pengalaman aku untuk pakai behel. Dilema banget bikin keputusan ini, tapi karena tekad bulat akhirnya aku pakai. Pikirku dulu setidaknya gigi depan ku terlihat lebih rapi dan enak dipandang. Aku berhasil sekitar 1 tahun pakai behel dan aku lepas saat wisuda, karena yah aku sudah pd dengan gigiku. Pengalama kedua adalah aku mulai belajar tentang skincare. Wah pada tahun 2016 up ini memang skincare sedang hype banget. Banyak muncul beauty vloger yang bahas skincare dari a-z. Aku termasuk yang menikmati dan sangat terpengaruh. Skincare pertama yang aku beli adalah toner benton yang warna hijau dan vitamin c korea. Beli dua benda itu juga gak gampang. Harganya buatku cukup pricey kala itu. Satu botol sekitar 150 ribuan, dengan kondisi uang bulanan yang cukup banget juga. Harus ada yang direlakan, untuk sebuah perubahan aku menahan tidak banyak jajan dan sering puasa.

Effort lagi, ya memang harus. Sekarang aku merasa jauh lebih percaya diri dengan apa yang aku punya. Masalah nama aku sudah mencintainya karena ternyata banyak hal yang bisa aku lakukan dengan nama ini dan dikenal orang dengan label yang baik. Gigiku, tidak masalah aku senang meskipun sekarang aku memutuskan memaki behel lagi karena sempat ada masalah tapi menghasilkan sesuatu yang lebih baik tanpa terduga. Bagaimana kulitku? ini adalah salah satu pencapaian yang paling aku banggakan. Kondisi kulitku jauh lebih terawat dan membuat senang kalau dilihat (setidaknya untukku sendiri).

Jadi sekarang sudah tidak ada insecure dong? oh ya masih dong hehe. Soal berat badan dan diriku yang mungil. Hanya saja sekarang mindsetnya sudah mulai lebih positif. Gak lagi merasa menyedihkan ke diri sendiri, tapi lebih merasa terdorong untuk banyak belajar apa yang bisa aku perbuat dengan kondisi yang gak aku suka ini. Aku jadi menyukai olahraga meskipun belum rutin, banyak belajar gizi dan berusaha tetap terlihat segar. Tubuh yang mungil juga tidak ada salahnya karena banyak pujian yang bilang aku terlihat awet muda.

Inti yang aku dapat adalah, self-love memang penting supaya kita jadi lebih positif memandang suatu hal. Prosesnya bukan sehari jadi tapi butuh waktu. Coba belajar buat menikmati masa tanamnya, masa memupuk dan menyiramnya supaya saatnya nanti siap panen ada rasa bangga dan lega yang tak terhingga, dan coba untuk mencari lingkungan yang mendukungmu tanpa sibuk mencari celah kurangmu

Just remember that you are special and nothing wrong with everything you have. Try to find who you are. Peace!!





Komentar

Postingan populer dari blog ini

VIBRASI DAN SYUKUR

Pernah terpikir oleh kalian gak? sebenarnya apa yang sering kita alami dan terjadi di hidup kita ini karena apa? datangnya dari mana? dan kenapa polanya selalu sama. Pernah ngerasa gak kalau kok ya hidup gue susah mulu jarang senengnya. Kok ya mau sukses ada aja halangannya. Aku sering ngerasa gitu guys. Aku pernah diskusi sama salah satu dosen ku di kampus tentang hal seperti itu. Ada yang namanya "vibrasi" guys, yaitu getaran yang kita ciptakan sendiri yang tanpa sadar kita hadirkan dalam hidup kita, kita tarik secara sendiri. Segala hal yang sering kita alami, beban susah, rasa senang, kegagalan bahkan kekecewaan sejatinya itu diri kita sendiri yang menciptakan. Semua ada karena getaran yang gak kita sadari itu sehingga pola beban yang kita alami sebenarnya selalu sama. Ketika lagi down dan merasa paling kasihan di dunia yang sering kita lakukan pasti nyalahin segala hal di luar dari diri kita. Selalu merasa sangat menyesal berlebihan dan akhirnya muncul "sea

Umur 25 Tahun ku Ngapain?

Lagi rame nih kemarin-kemarin pada banyak yang bahas soal pencapaian di usia 25 tahun. di umur itu harusnya udah punya uang segini, punya ini, invest di itu dan lain sebagainya. Baik aku juga ingin sedikit cerita. sekarang usia aku juga sudah masuk 25 tahun bahkan h-33 hari menuju 26 tahun. kilas balik selama hampir 1 tahun menyandang usia kehormatan yang kata banyak orang malah jadi beban, aku udah ngapain aja dan punya apa aja? Jujur emang 25 tahun kerasa roller coaster banget. waktu aku masuk usia 25 tahun posisi ku sedang nganggur abis resign plus lagi hype corona yang mana nyari kerja ya susah banget. bisa dibilang keputusan yang besar yang aku ambil untuk resign waktu pandemi meskipun saat memutuskan itu sebenarnya ada beberapa harapan pekerjaan yang sedang on process tapi ternyata rencana Tuhan jauh lebih hebat dengan aku gagal mendapatkan pekerjaan pengganti bahkan sampai masa 6 bulan menganggur. apa aku menyesal mengambil keputusan resign? ya tentu aja, aku sempat berfikir &qu

Being A Gratefull Person

Aku mau cerita lebih pribadi kali ini di blog sendiri muehehehe. cerita tentang ketidak percayaan diri dan kurang bersyukur. widih gilak yak haha. Okay jadi begini aku lahir dengan nama ikko setyawati . sekilas kalau orang denger nama depan aku tanpa bertemu secara langsung pasti langsung memberi stigma kalau aku adalah seseorang berjenis kelamin laki-laki. iya apa gak? iya pasti kan? nah itulah yang aku alami dulu. pas jaman kecil mah masih biasa aja ya sama nama itu gak peduli-peduli amat. tapi semua beda pas udah masuk sekolah dasar. aku tinggal di desa yang sekolahnya juga gak gede-gede amat, dalam satu kelas muridnya cuma ada 17 anak itu juga sebelum pada pindah, seinget aku sampek akhir lulus itu sisanya cuma 12 siswa aja, dan mayoritas adalah anak perempuan. jaman ku SD temen-temen aku emang usil-usil sih. kalau mau ngejek gak nanggung-nanggung, pakek fisik, nama orang tua, sampek nama sendiri juga dibuat julukan aneh-aneh. tak terkecuali diriku yang kena juga masa-masa pe